Saya perawat. Lulus SPK tahun 1994.
Sedikit refleksi saja.
Tahun 2005 adalah tahun heroik dan sangat militan saya sebagai perawat. Tahun itu, selesai pendidikan Ners UGM saya memilih keperawatan jiwa sebagai wahana dedikasi. Saya sangat menikmati. Sangat produktif. Jebrad jebred ide keluar….
Tahun 2008 saya diangkat di manajemen. Rasa cinta saya dengan keperawatan dan bimbingan klinis mahasiswa membuat saya berangkat sangat pagi dan pulang menjelang magrib untuk tunaikan tugas di manajemen dan di pelayanan. Heroik dan militan abis…
Sehingga….
Pernah begitu berat melepas kebahagiaan merawat pasien-pasien jiwa dan berhenti menjadi pembimbing klinis mahasiswa untuk fokus di manajemen. Stress nya sebelas dua belas orang putus cinta karena beda agama hahaha….. Rasanya huft. Butuh waktu yang panjang untuk saya bisa mencintai tapi tidak memiliki he he he
Tapi…
Berjalannya waktu saya semakin mahir di bidang perencanaan. Mateng di anggaran. Utak atik angka. Lanjut study saya di manajemen rumah sakit, membuat semakin dalem rasa suka saya menyusun strategi-strategi di perencanan dan manajemen RS. Dan tidak lagi belajar Nanda, NIC, NOC
2013 entah bagaimana maksud Allah, selepas study saya diberi tugas di promosi kesehatan dan pemasaran sosial. Tiga tahun, waktu yang pendek membuat ide ide keluar ngalir dengan memadupadankan caring, manajemen dan marketing. Tapi tambah tidak baca Nanda, NIC, NOC
Jiwa perawat saya tetap saja ada, gak berkurang. Karena itu saya dalami lagi ilmu ilmu komplementer seperti hipnosis dan NLP. Dan saya pun bergabung dengan para konselor HIV.
2015 saya lulus dan mendapatkan SK sebagai surveior KARS. Mulai saya paham, apa maksud Allah men-takdir-kan saya berpindah pindah tugas. Ohh..gitu
2016 saya harus melepas tim solid yang kami beri nama P2CSR dan masuk ke Bidang yang sangat baru bagi saya. Bidang penunjang. Saya harus belajar keras tentang standar laboratorium RS, Radiologi, Gizi, Rehabilitasi Medis, dan Farmasi. Baru sedikit baca mukadimah ibarat kata kalau posisi ini….
Dan
2017 Agustus awal saya harus meninggalkan bidang penunjang dan mendapat tugas baru di Bidang Keperawatan.
Satu sisi saya bersyukur dengan jalan panjang untuk tiba di Bidang keperawatan setelah direbus di bidang perencanaan, digoreng di Promkes, dipepes di bidang penunjang, membuat saya makin luas cara pandang. Sisi yang lain rasanya hari ini saya seperti fresh graduate saja di keperawatan.
Sisi lain lagi saya sedih karena berpisah dengan bro Jason Wongso dan dadah dadah dengan pejuang mutu bidang penunjang.
Btw, ini hidup. Selalu saja ada maksud dan hikmah dari apapun itu takdir dari NYA.
Salam
Tulus