Bisa jadi kamu tengah merasa salah langkah, sehingga dititik ini kamu berpikiran berada jauuuh dibelakang rekan seumuran bahkan satu level. Kamu sadar itu, bahkan sampai kamu merasa itu kesalahan terbesar yang kamu sangat sesali. Tapi apa yang bisa dilakukan, waktu telah terlewati tanpa kecuali kan? Berlarut dalam penyesalan, membuatmu justru semakin berlama dalam kesalahan yang sama kan ?
Belum terlambat. Esok masih ada matahari. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki jalan hidup. Betul Tuhan diatas segalanya, tapi ada yang kadang kita lupa Tuhan sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Berpikir yang baik, maka kebaikan yang datang. Berprasangka yang baik, maka yang baik juga yang akan menghampiri. Lakukan yang terbaik, maka hasil terbaik lah yang lebih punya peluang kita dapatkan.
Terus saja bergerak dengan cara berbeda yang tentunya lebih terukur dan terstruktur langkahnya. Orang bijak jelas menasehatkan, tidak mungkin berharap ada hasil yang lebih baik tapi cara yang lakukan tak berubah. Populernya harus ada perubahan untuk hasil lebih baik Jadikan kesalahan di masa lalu tidak berhenti sebagai sejarah, tapi sebagai guru.
Beberapa hal yang sering terjadi saat merasa berada pada titik tertinggal jauh dibanding teman-temannya adalah sebagai berikut :
- Lebih sering lihat ke atas dari pada ke bawah. Jika lebih detail introspeksi, maka selain ada kawan-kawanmu yang berhasil, ada juga yang seperti kamu, dan ada juga yang lebih mengalami kesulitan jauh dari pada kesulitan yang kamu hadapi.
- Masih ada rasa iri (bahkan dominan) dengan kegemilangan kehidupan teman
- Sering punya pemikiran bahwa temannya memiliki jalan hidup yang mudah karena memang dia memiliki fasilitas lebih dari orang tuanya.
- Berpasrah total karena punya value merasa memang garis takdir berkata harus demikian.
- Tidak cukup motivasi untuk melompat memperbaiki kekurangan diri.
Jika ditilik dari 1-5 yang sering terjadi saat merasa berada pada titik tertinggal jauh dibanding teman-temannya semuanya terkai dengan masalah mentalitas. Maka, treatment untuk atasi kondisi tersebut diatas start-nya dari personal, dari mindset yang bersangkutan.
Bangun mindset untuk :
- Iman dan keyakinan Kemahabesaran Tuhan adalah dasar dari segala bentuk ikhtiar
- Jangan pernah bersaing dengan teman. Jangan jadikan keberhasilan teman sebagai tolok ukur. Jadikan progress kita pribadi sebagai tolok ukur. Bandingkan pencapaian kita dengan target yang dibuat atau sudah tercapai di tahun sebelumnya.
- Perbanyak “rem pakem” dengan kesadaran diri yang baik, sehingga begitu muncul iri atau pikiran tertinggal dibanding temannya muncul langsung stop.
- Perbanyak bersyukur, seperti apapun pencapaianmu saat ini kamu telah berproses dengan sangat baik.
- Sering menunduk, lihat ke bawah, ada sangat banyak yang ingin di posisimu saat ini.
Semangat kawan. Selalu saja ada kesempatan ke-dua, ke-tiga, ke-empat dan seterusnya untuk para pejuang tangguh. Kamu terlalu muda untuk menyerah, terlalu tua untuk mengeluh.