Menu

Komunikasi Efektif itu Kompetensi, bukan bakat alam

February 11, 2018 - Akreditasi RS, Keperawatan, Pelatihan, Uncategorized

Ada analogi bagi orang awam masuk ke rumah sakit itu seperti masuk hutan belantara. Tidak paham mana utara mana selatan, tidak tau di mana ada air terjun di mana ada tebing tinggi. Bahkan ada harimau punĀ  tidak menyadarinya.

Berbeda dengan para profesional kesehatan. Dokter dididik bertahun-tahun mejadi expert di bidang kedokteran. Pun demikian para profesional kesehatan yang lain, perawat, nutrisionis, farmasis, dan semua tenaga kesehatan telah mendapatkan pendidikan dan pengalaman kerja yang tidak singkat.

Gap ini menjadi salah satu pemicu kegagalan pemenuhan kebutuhan pasien di rumah sakit.

Dibutuhkan kemampuan komunikasi dari staf di rumah sakit untuk menjembatani gap antara pasien yang awam dengan urusan kesehatan dengan para staf di rumah sakit yang sudah terdidik tentang kesehatan. Ketika jembatan yang bernama komunikasi ini terbangun dengan baik, maka pasien yang pada saat masuk rumah sakit seperti masuk hutan belantara akan aman, nyaman, dan tidak tersesat.

Tentang Komunikasi bukan pula hal yang baru dipelajari oleh para staf klinis di rumah sakit setelah mereka bekerja di rumah sakit. Di bangku kuliah, para staf klinis rumah sakit telah dibekali dengan ilmu komunikasi. Lebih dari itu, pada prinsip keilmuan tentang komunikasi jelas dikatakan bahwa kemampuan komunikasi adalah salah satu potensi alamiah yang dimiliki oleh setiap manusia. Bahkan dari masih dalam kandungan, banyak literature yang menyatakan bayi pun sudah bisa berkomunikasi dengan sekitarnya terutama dengan sang ibu.

Jika ditilik dari latar belakang tersebut di atas, komunikasi bukanlah hal yang sulit dilakukan di seting rumah sakit. Tapi, fakta dilapangan, di rumah sakit, mayoritas kejadian tidak diharapkan di rumah sakit dan komplain pasien bermula dari komunikasi yang tidak berjalan dengan baik.

Apa akar masalahnya? Staf rumah sakit kurang bisa melakukan komunikasi yang efektif. Mengapa ? karena manajemen rumah sakit belum melatih para staf klinis rumah sakit ? sudah kok, tapi tetep saja muncul ? Coba lihat metode pelatihannya? Metodenya sudah benar sepertinya ? Sudah di monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaannya ? hmmmmm

Atau mungkin saja justru apa yang dilatihkan ke pada staf klinis rumah sakit tidak tepat sasaran dan tidak mengena sesuai situasi di unit – unit dalam rumah sakit. Ingat pelayanan prima di rumah sakit tidak sama dengan pelayanan prima di hotel atau bank, jadi jangan ajarkan hal yang sama. Pun komunikasi, komunikasi di pelayanan publik non rumah sakit beda dengan komunikasi di rumah sakit. Bahkan kalau saya tegas katakan, sangat besar perbedaannya.

So, mulailah memperbaiki persepsi dulu ya para civitas hospitalia.

PELATIHAN KOMUNIKASI EFEKTIF untuk RS

Leave a Reply

Your email address will not be published.