Kertas putih yang lebar dengan satu titik hitam ditengah.
Ketika di tanya, apa yang kamu lihat, mayoritas akan jawab, titik hitam. Ya, mayoritas akan fokus pada titik hitam, bukan pada kertas putih yang ukurannya jauh lebih besar dari titik tadi.
Analoginya begitu fren, saat kamu dinilai atau dikomentari orang lain, cenderung akan dilihat kekekuranganmu. Tapi, justru berterimakasihlah, karena itu cara Tuhan agar kamu introspeksi.
Tapi, kamu tak perlu fokus dititik hitammu, justru fokuslah di area putihmu yang sangat luas itu. Ada sgt banyak area yang bisa kamu asah, ada tempat yang sangat luas untuk di kasih warna. Jika konsisten kamu bergerak mengasah potensi, maka semakin banyak talenta kamu yang muncul, dan terus bertambah. Dan, ajaib, saat orang lain melihat kamu sesudah perjuanganmu itu, tak lagi melihat titik hitam, tapi melihat ada banyak sekali warna, dan warna hitam hanyalah bagian dari warna lain, yang justru makin menginspirasi.
jadi, jangan terjebak pada kekuranganmu yang kamu tahu gak bisa diubah. Asah potensi yang lain, eksplor talenta, dan orang akan melihat potensi dan talenta yang saat ini kamu miliki.
Saya agak lupa, saya baca filosofi tentang ini dibuku apa dan karya siapa. Tapi siapapun itu, terima kasih untuk inspirasi ini
salam.
Tulus