Kegelisahan itu ada karena kamu membuka pintu untuknya saat dia mengetuk hatimu.

Sederhananya, saat kegelisahan itu datang kemudian kamu buka pintu lebar-lebar untuknya, maka kegelisahan itu akan masuk. Lalu, Jika kamu “bermanja-manja” dengan kegelisahan itu, menikmati kegelisahan itu, maka dia akan semakin lama ada di hatimu. Berbeda ketika kamu tutup pintu rapat-rapat saat dia mengetuk hatimu, maka kamu akan baik-baik saja.

okeh Setuju fren, tak mudah fren untuk lakukan ini, apa lagi yang mengklaim diri memiliki jiwa yang rapuh, yang sensi, yang mudah tersinggung, dan sejenisnya. Tapi, sebenarnya bisa kok..

Yuk kita rasionalkan dulu. Kegelisahan itu sering kali muncul saat

  1. Kamu merasa bersalah,
  2. Kamu terjebak pada suramnya masa lalu,
  3. Kamu merasa khawatir dengan masa depan,
  4. Kamu merasa tidak berdaya, dan
  5. Kamu iri melihat nasib baik orang lain

Penyebabnya?
Menurut saya penyebab dari munculnya kegelisahan antara lain karena kamu tidak menyelesaikan masalah demi masalah. Sesederhana itukah? Iya.

Pertama rasa bersalah muncul karena ketidakmampuan menyampaikan maaf dengan tulus saat masalah berujung konflik. Kedua, keterjebakan diri dengan masa lalu menguat karena ketidakmampuan menerima kenyataan pada masa lalu sehingga masalah-masalah terus ditimbun seolah tanpa masalah. Ketiga, masalah yang ada saat ini kamu yakini sangat sulit diatasi, sehingga kamu biarkan, namun dampaknya masalah itu akan terus menghantuimu. Keempat, saat kamu merasa tak berdaya dengan masalah demi masalah yang kamu hadapi, jumlah masalah akan terus bertambah dan kegelisahan itu akan semakin menghantuimu. Dan kelima, saat kamu bermasalah dengan keyakinanmu atas kemahaadilan Allah maka rasa iri itu akan terus kamu miliki.

Lalu, agar kita tidak mudah gelisah?
Besarkan kapasitasmu, maka masalah menjadi lebih kecil. Itu kuncinya fren

Saat kamu lebih kecil dari masalah yang kamu hadapi, maka sepanjang waktu yang ada kamu akan mengeluh, mengutuk diri, menyalahkan orang lain bahkan meragukan keadilan Allah. Saat kamu sama besar dengan masalah yang ada, maka kamu akan merasa hambar, sering bertempur dengan masalah dengan penuh rasa marah, waswas bahkan cenderung sering terjebak pada masalah yang sama. Berbeda saat kamu lebih besar dari pada masalah yang kamu hadapi. Kamu akan lebih mudah bahagia karena melihat masalah yang selalu lebih kecil.

Agar kamu tidak berlama-lama dengan gelisah :
1. Dibiasakan bersyukur
2. Dibiasakan senang saat melihat orang lain senang dan ikut merasa susah saat orang lain susah
3. Dibiasakan untuk lebih sering melihat kebawah, keorang-orang dengan keterbatasan-keterbatas dari pada terus mendongak ke atas untuk melihat kegelimangan orang lain
4. Dibiasakan Selalu ingat kemahabesaran Allah. Sebesar apapun masalahmu, masih lebih maha besar Tuhan. Ketika Dia berkehendak, maka
5. Dibiasakan segera ber-istighfar disusul ‘memaksa diri’ tersenyum saat merasa tak nyaman
6. Dibiasakan ‘stop thingking’. Ketika kegelisahan mengetuk, kemudian masuk, segera stop dan alihkan ke yang lain, ke hal-hal yang lebih realistik dan strategis.

Namun, tak seluruhnya kegelisahan itu negatif. Ada sisi ‘alarm’ dari Tuhan di sana. Alarm kewaspadaan dari Tuhan bahwa ada ketidakberesan dalam hidup kita. Artinya, ketika kamu merasa gelisah, manfaatkan untuk kontemplasi mengapa ada ‘ini’. Pasti ada pesan Tuhan di situasi ini. Agar kamu lebih baik.

Salam Tulus

Published by Tulus Setiono

Motivator, Trainer, Coach SERVICES EXCELLENT, Out Bond & Fun Game, Praktisi NLP, Konselor HIV yang mempunyai motto "Semangat menjadi pribadi bermanfaat"

Join the Conversation

2 Comments

Leave a comment

Your email address will not be published.