
Setia Itu Istimewa, Integritas Itu Mahal

Kalaupun kamu punya pisau tak perlu kamu pakai untuk balas menikamnya. Luka yang dia buat dihatimu sembuhkanlah dengan ikhlas dan maaf yang tak berkesudahan.
Lemahkah saat ini ? dia menari nari sementara kamu diam menahan sakit ? Gak Fren, kamu baik baik saja. Ini hanya tentang filosofi hidup.
Tak selamanya dia bisa menari dan bernyanyi. Tak ada yang abadi semua urusan duniawi. Sementara kamu jangan pula terdiam dengan air mata yang mengering.
Berjuanglah untuk bahagia. Tersenyumlah. Rendah hatilah. Simpan pisau mu…
Salam
Tulus
Capacity Building Komitmen Mutu Rumah Sakit
MOTIVASI TRAINING DAN PENGGALANGAN
KOMITMEN MUTU RUMAH SAKIT
DESKRIPSI
Budaya mutu dari berbagai sumber dapat didefinisikan sebagai sistem nilai dari sebuah organisasi yang menghasilkan keadaan lingkungan yang kondusif dalam pembentukan perbaikan yang berkelanjutan dalam segi mutu. Budaya mutu terdiri dari nilai-nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang mengedepankan mutu. Pengalaman saya membangun budaya kualitas dalam praktiknya tidak bisa instan. Membutuhkan waktu dan energi yang tidak sedikit. Bahkan sampai saat ini belum bisa dikatakan sudah terbangun sempurna.
Dalam pelayanan kesehatan, budaya mutu sangat vital. Dari riset riset terkait budaya mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit, keselamatan pasien tidak bisa dipisahkan dengan budaya mutu. Sehingga membangun budaya keselamatan adalah membangun budaya mutu dan sebaliknya. Berangkat dari konsep sederhana ini maka semua stakeholder harus memiliki komitmen yang kuat terhadap mutu. Semua unsur pemberi layanan harus paham tentang regulasi yang mengatur tentang pelayanan termasuk prosedur operasional, semua staf harus memiliki kompetensi yang diminta oleh standar, dan seluruh upaya yang ada dalam bingkai mutu.
Motivasi dan komitmen menjaga mutu menjadi kunci dari keberhasilan membangun budaya mutu di rumah sakit. Tantangannya adalah bagaimana menjaga motivasi dan komitmen agar kosisten. Dan peluangnya adalah Motivasi dan komitmen merupakan soft skills yang bisa dilatih oleh organisasi dalam upaya mencapai visi organisasi.
Soft skill pada umumnya merupakan karakter yang melekat pada diri seseorang yang butuh usaha keras untuk mengubahnya. Namun demikian soft skill bukan sesuatu yang stagnan. Kemampuan ini bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman kerja. Ada banyak cara meningkatkan soft skill. Salah satunya melalui learning by doing. Selain itu soft skill juga bisa diasah dan ditingkatkan dengan pelatihan menggunakan metode yang menyatukan antara fun game dengan materi inti dari soft skills tersebut.
Motivasi training dan penggalangan komitmen mutu rumah sakit dengan pendekatan pembelajaran soft skills diperlukan untuk menjaga kosistensi para penjaga mutu rumah sakit.
TUJUAN :
- Peningkatan pemahaman budaya mutu kepada seluruh peserta
- Peningkatan soft skills kerja sama tim, kompak, disiplin, komunikasi efektif, fokus, dll
- Pembentukan komitmen dan internalisasi budaya mutu di pelayanan kesehatan.
MATERI :
Materi dalam pelatihan ini diberikan secara hidden curriculum yaitu:
- Komitmen Mutu
- Komunikasi efektif
- Atribut – atribut soft skills kerja sama tim, kompak, disiplin, komunikasi efektif, fokus
JADWAL :
Materi I : 07.30 sd 10.00 : Membangun Budaya Mutu Rumah Sakit
Materi II : 10.00 sd 11.30 : Fun Game
METODE
- Ceramah dan Diskusi
- Fun game
- Kontemplasi (Pemberian materi tentang mutu dan komunikasi efektif)
TEMPAT PELAKSANAAN
Wisata Alam Hutan Pinus Limpakuwus Baturaden
MITRA BELAJAR
Tulus Setiono, SKep, Ns, MPH, FISQua
Licensed NLP Practitioner by The Society of NLPTM
Out Bond fasilitator & couch
Mentor “Services Excellent”
Leadership Skills trainer
Motivator
Metode Pembelajaran Soft Skills
Tim Out Bound
PEMBIAYAAN
Biaya dapat di transfer ke
Mandiri No Rek 1800006749339 a/n Tulus Setiono
Tulus Learning Center
Direktur
Farraas Azzam Wiratama
Capacity Building “Public Speaking”

Capacity Building & Public Speaking Training
DESKRIPSI
Kemampuan Presentasi dan berbicara di depan umum sangat berguna dalam banyak aspek pekerjaan dan kehidupan. Presentasi yang efektif dan keterampilan berbicara di depan umum penting dalam bisnis, penjualan, pelatihan, pengajaran, ceramah dan atau untuk menghibur penonton. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk memberikan presentasi yang baik, dan berdiri di depan banyak orang dan berbicara dengan baik, juga merupakan kompetensi yang sangat membantu untuk pengembangan diri juga. Presentasi dan keterampilan berbicara di depan umum tidak terbatas pada orang-orang khusus tertentu – siapa pun dapat memberikan presentasi yang baik, atau berbicara di depan umum dengan standar profesional dan mengesankan
TUJUAN :
Pelatihan ini akan membahas mengenai Public Speaking and Presentation Skill. Sehingga diharapkan peserta pelatihan mampu melakukan presentasi sehingga berbicara di depan umum secara percaya diri dan nyaman, mampu menghidupkan segala sesuatu yang dikatakan, penuh pengaruh serta bersifat alami, mampu menemukan strategi yang canggih untuk mengatasi pertanyaan, serta masukan dari orang-orang yang kritis.
MATERI :
Klasikal : Public Speaking
- Membangun mindset dan pengenalan konsep dasar public speaking
- Menetralisir perasaan negatif (cemas, takut , grogi dan lainnya )
- Teknik mengendalikan kelas secara total dan penuh percaya diri
- Teknik menarik perhatian penuh audience
- Berbicara dengan penuh inspirasi dan effektif
- Bahasa tubuh (body language), teknik vocal, mengatur tempo dan intonasi suara
- Menangani sesi tanya jawab
- Manajemen waktu dalam presentasi
Out Bound: Soft Skills
METODE
Teknis pelaksanaan pelatihan menggunakan 2 metode, yaitu 1) paparan/ceramah (sekitar 60 menit), tanya jawab/diskusi mengalir selama paparan (bebas moderator, trainer mengendalikan aliran pelatihan sepenuhnya), game, dinamika kelompok dengan skenario, simulasi, praktik individu dan kelompok serta internalisasi /refleksi, dan 2) Outbound & Fun Game.
TEMPAT PELAKSANAAN
Wisata Alam Hutan Pinus Limpakuwus Baturaden
MITRA BELAJAR
Tulus Setiono, SKep, Ns, MPH, FISQua
Licensed NLP Practitioner by The Society of NLPTM
Out Bond fasilitator & couch
Mentor “Services Excellent”
Leadership Skills trainer
Motivator
Metode Pembelajaran Soft Skills
Tim Out Bound
PEMBIAYAAN
Biaya dapat di transfer ke
Mandiri No Rek 1800006749339 a/n Tulus Setiono
Tulus Learning Center
Direktur
Farraas Azzam Wiratama
KMK-NO-HK.01.07MENKES11282022-Ttg-STANDAR-AKREDITASI-RUMAH-SAKIT
e-SAN, Inovasi Kecil Berdampak Besar
Undang-Undang RI No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengamanatkan rumah sakit harus memenuhi kualifikasi tempat yang sesuai, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, peralatan medik dan medik yang memadai dan lain-lain sesuai standar. Dari segi SDM, RS harus memiliki tenaga kompeten yang meliputi tenaga medis, penunjang medis, tenaga keperawatan, kefarmasian, manajemen dan tenaga non kesehatan lainnya
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan di RS diminta oleh standar untuk memberikan jaminan pelayanan yang aman dengan SDM yang kompeten. Merujuk pada hal tersebut di atas, diperlukan asesemen kompetensi perawat yaitu sebuah proses yang dilaksanakan oleh seorang asesor untuk menentukan level kompetensi seseorang. Proses ini mencakup pengumpulan data dan bukti untuk menetukan apakah seseorang mempunyai level kompetensi yang dibutuhkan, dengan Tujuan : 1. Melindungi masyarakat, 2. Mempertemukan kebutuhan rumah sakit, praktisi (perawat), dan masyarakat melaui identifikasi pengetahuan, keterampilan dan prilaku tertentu, 3. Memastikan pelanggan bahwa perawat telah bekerja sesuai dengan standar., 4. Menunjukan komitmen individu terhadap profesi dan lifelong learning, dan 5 Memberikan penghargaan dan pengakuan professional kepada perawat yang telah mencapai kompetensi yang dipersyaratkan dalam bentuk sertifikasi level jenjang karir.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan asesemen kompetensi ini membutuh digitalisasi asesemen kompetensi untuk : 1), asesmen perawat menjadi lebih cepat, 2) data base yang ada bisa digunakan untuk pemetaan SDM, 3) Data dari asesemen kompetensi ini bisa dioptimalkan untuk pertimbangan rotasi atau penempatan perawat, 4) perawat secara mandiri mengisi untuk selanjutnya mendapat feedback secara sistematik dengan lebih cepat, 5) Data dasar perawat dan kompetensi perawat pun akan termaping dan terdokumentasi dengan baik.
Merujuk pada hal tersebut di atas, Tulus Setiono Skep, NS, MPH membuat inovasi e-SAN (electronic Self Asesemen for Nurse) guna integrasi data base, jenjang karir, dan pengembangan profesi perawat. Inovasi sebagai aksi perubahan Diklat Kepemimpinan Pengawas ini dimulai pada bulan mei 2021, dan menunjukkan hasil yang cukup bermakna.
E- SAN adalah aplikasi yang dibangun untuk memudahkan proses asesemen kompetensi perawat RSUD Banyumas melalui pendekatan digital. Melalui aplikasi ini akan diperoleh : Database SDM Keperawatan RSUD Banyumas, Asesemen kompetensi mandiri perawat berbasis digital, Asesemen kompetensi perawat untuk mendapatkan sertifikat kompetensi sesuai jenjang karirnya lebih mudah, cepat, dan sesuai kebutuhan, Database mapping penempatan Perawat, Database mapping Continuous Professional Developmen, Integrasi jenjang karir dengan sistem reward finansial perawat.
Manfaat perubahan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas Asesemen kompetensi perawat yang baik akan berkontribusi dalam pelayanan yang aman karena pasien dilayani oleh para perawat yang kompeten. Penempatan perawat yang tepat akan berdampak pada pelayanan rumah sakit yang bermutu. Pelayanan yang aman untuk pasien akan meningkatkan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan.
Saat ini, E-SAN masih dalam tahap pengembangan aplikasi. Terbatas hanya digunakan untuk perawat RSUD Banyumas. Direktur RSUD Banyumas, dr. Dani Esti Novia, menyatakan bahwa inovasi E-SAN ini baru pionir. Setelah implementasi dan evaluasi, tahap selanjutnya rencana pengembangan E-SAN secara umum : E-SAN akan digunakan untuk aplikasi asesemen kompetensi seluruh jenjang karir perawat (dari PK 1 sampai dengan PK 5), E-SAN akan dilengkapi dengan menu untuk notifikasi terkait dengan batas akhir STR, kenaikan jenjang karir, dan lain-lain terkait dengan personal file perawat RSUD Banyumas, E-SAN akan dilengkapi dengan menu penilaian klinis perawat yang rutin dilakukan setiap tahun oleh kepala unit masing-masing, E-SAN akan dilengkapi dengan menu jadwal dinas ruangan yang duupload oleh para kepala ruang di menu E-SAN. E-SAN terintegrasi dengan SIMRS.
Busana Kerja Staf Rumah Sakit, Seberapa Pentingkah ?
Pernah melihat penampilan perawat di rumah sakit yang cantik-cantik? Rambut di cepol sedikit ke atas, dipasang kap khas profesi perawat ataupun perawat muslim berhijab sederhana tapi elegan? Dokter ber jas putih tampak gagah memberikan pelayanan kepada para pasien?
Para petugas rumah sakit bersliweran dengan performance yang menawan dengan pakaian lengkap plus make up wajah minimalis dari para petugas wanitanya? Sementara petugas yang laki-laki tidak kalah rapih dan menawan? Tapi, mungkin ada juga yang melihat sebaliknya, jauh dari kesan prima.
Dalam konsep pelayanan prima, uniform menjadi salah satu unsur yang harus di atur oleh instansi. Selain mendukung performance kinerja, busana kerja dapat menjadi simbol instansi yang pada sisi marketing bisa menjadi corporate branding. Secara personal, busana kerja menjadi tanda kesiapan memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Di rumah sakit, busana kerja memiliki arti yang lebih dari sekedar penampilan semata. Dengan uniform yang dikenakan, pasien dan keluarga bisa dengan mudah mengenali petugas rumah sakit. Jika petugas rumah sakit tidak menggunakan busana kerja yang mudah dikenali, maka akan semakin menyulitkan proses pelayanan dan membingungkan pasien dan keluarga .
Ditilik dari sisi keamanan, rumah sakit sebagai instansi pelayanan publik rawan untuk dimasuki oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Kasus pencurian atau kejahatan lainnya terhadap pasien dan keluarga, sering dipicu karena pasien dan keluarga tidak mengenali dengan baik petugas rumah sakit.
Bahkan dalam manajemen risiko, risiko penculikan bayi, akan semakin rendah saat RS memiliki aturan yang jelas tentang pakaian kerja.
Artinya, selain menjawab kebutuhan performance staf yang menarik, busana kerja sangat strategis diatur di rumah sakit.
Perlu garis bawah di sini bahwa disamping uniform sesuai profesi, juga penting ada tanda pengenal karyawan yang umum dikenakan, seperti name tage dan ID card. Tanda pengenal ini atribut penting karena sulit ditiru oleh orang luar rumah sakit. Ada kasus orang luar berhasil menyusup ke area khusus rumah sakit karena menyaru mengenakan seragam petugas rumah sakit. Tapi bila ada tanda pengenal yang mudah dikenali maka penyusupan ini akan sulit terjadi.
Selain sebagai penanda, pengadaan busana kerja rumah sakit harus menjadi bagian dari sarana terapeutik, yakni memfasilitasi proses kesembuhan. Saat ini, dibanyak rumah sakit sudah mengadopsi konsep ini. Seperti di pelayanan anak, sering dijumpai pakaian kerja para perawat menggunakan karakter kartun lengkap dengan atributnya.
Pembeda lainnya, di rumah sakit para staf klinis tidak boleh mengenakan asesoris khususnya pada tangan. Penggunaan cincin, gelang, atau asesoris lainnya pada tangan tidak disarankan untuk mengurangi paparan infeksi.
Jika di instansi lain, sepatu cukup dengan aturan warna atau tinggi heals untuk yang wanita, namun dirumah sakit para petugas kesehatan wajib mengenakan sepatu tertutup dan berbahan yang tidak mudah tembus jarum atau benda tajam. Sistem di rumah sakit harus mengatur dengan lengkap dan jelas tentang pakaian dinas dan atribut-atribut dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Lingkungan rumah sakit yang infeksius mengharuskan staf klinis untuk mengenakan alat pelindung diri. Masuk area pelayanan ini petugas rumah sakit harus mengenakan alat pelindung diri yang mengharuskan petugas memakai masker. Bahkan pada kasus tertentu mengenakan baju khusus dan berkacamata.
Kewajiban mengenakan uniform khusus tersebut di atas tentu saja tidak mengurangi prinsip-prinsip pelayanan prima. Adanya pelindung alat pelindung diri justru merupakan bagian dari pelayanan prima rumah sakit. Karena standar pelayanan di tempat khusus memang harus mengenakan masker, misalnya, bertujuan untuk mengurangi resiko penularan.
Menjadi jelas disini bahwa, uniform staf rumah sakit harus diatur dengan baik oleh rumah sakit. Tidak sebatas untuk kepentingan customer dan penampilan semata, tapi juga menjawab standar perumahsakitan. (*)
*) Trainer & Motivator, Tinggal Di Purwokerto, www.tulussetiono.com
.
SeX tak semudah senyum
Bangun Suasana Happy, Maka Pelayanan Prima tercipta di Rumah Sakit.
Sebagian dari kita, punya pengalaman yang menyenangkan saat di rumah sakit. Pelayanan yang professional dan menghargai setiap pasien dan keluarga. Namun, ada juga yang sebaliknya, punya pengalaman tidak nyaman mendapatkan pelayanan kurang menyenangkan saat di rumah sakit. Petugas yang kurang respek dengan kita, pelayanan yang kurang komunikatif, waktu yang tidak jelas, dan lain-lain. Sebagian kecil ada juga yang justru merasa tidak nyaman bukan karena perlakukan yang kontraproduktif tadi, mereka sudah mendapatkan pelayanan yang ramah tapi merasa keramahan tersebut tidak alamiah atau terkesan dibuat buat.
Melakukan perbuatan baik kepada sesama adalah potensi alamiah kita. Bahkan akan muncul rasa bersalah ketika kita tersadar telah menyakiti perasaan orang lain. Artinya, sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat di Rumah Sakit, petugas di rumah sakit masing-masing telah membawa potensi alamiah memberikan pelayanan terbaik. Dalam masa pendidikan, para professional kesehatan pun sudah diberi mater-materi etika dan dasar-dasar pelayanan. Namun demikian, dalam perannya memberikan layanan kepada masyarakat, tetaplah ada varian individual. Karena itulah, dengan dasar pertimbangan, pelayanan di rumah sakit sangat mengedepakan unsur-unsur humanistic dan procedural, maka menjadi penting kemampuan pelayanan prima ini harus terus di latihkan.
Terkait dengan pelatihan pelayanan prima, dahulu, pelatihan pelayanan prima di rumah sakit terfragmen pada senyum, salam, sapa, sentuh, sopan, santun dan atribut semacamnya. Penulis pernah menjadi peserta pelatihan pelayanan prima kala itu dan diminta membawa cermin. Dalam sesi pelatihan itu, penulis dan seluruh peserta beberapa kali menggunakan cermin untuk melihat seberapa manis senyum kami. Sangat berkesan di benak saya senyum 2 2 7. Dua cm ke kanan, 2 cm ke kiri, pertahankan selama 7 detik.
Apakah salah materi yang di ajarkan pada pelatihan kami kala itu ? Tidak ada yang salah, karena memang kurang lebihnya pelayanan prima unsur-unsurnya tentang keramahan, respek, respon cepat, dan atribut soft skills sejenisnya itu.
Tapi dengan bergesernya jaman, tidaklah cukup demikian itu pelatihan pelayanan prima untuk menjawab tantangan jaman, karena unsur-unsur pelayanan prima tak sekedar procedural. Telah banyak referensi yang menyebutkan bahwa atribut-atribut soft skills pelayanan prima tersebut di atas secara alamiah saat suasana kerja happy. Sehingga training pelatihan prima basic justru tidak terbatas pada procedural semata tapi harus memuat bagaimana membangun suasana happy di tempat kerja, ini yang harus dilatihkan sebagai dasar dari pelayanan prima.
Mengapa demikian :
- Senyum yang paling indah adalah senyum dari dasar hati bukan senyum procedural. Untuk membuat senyum dari dasar hati (baby smile) membutuhkan suasana hati yang happy, yang sangat bisa dipicu oleh suasana kerja yang happy.
- Suasana kerja happy akan mendorong karyawan nyaman bekerja. Saat suasana nyaman tercipta maka karyawan lebih riang dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
- Kerja dengan suasana happy, akan menciptakan karyawan senyum yang tulus bukan semata prosedural. Suasana yang menyenangkan seperti ini akan bertahan sampai jam pelayanan selesai yang biasanya akan terjadi distrorsi waktu sehingga terasa berjalan sangat cepat.
- Suasana happy akan menstimulasi karyawan lebih lincah dan cekatan dan minim konflik dengan teman kerja satu tim.
- Suasana happy akan memicu karyawan penuh kreatifitas dan inovasi yang berorientasi kepada pelanggan.
- Pelayanan akan terasa lebih menyenangkan dan pelanggan akan punya kesan bahwa karyawan bekerja tanpa beban dan sangat menikmati.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana menciptakan suasa happy di lingkungan kerja.
Ada banyak strategi, antara lain :
- Regulasi Instansi yang mendorong terciptanya Sistem kerja jelas, sistematis, dan terstuktur.
- Pimpinan – pimpinan yang memiliki jiwa pemimpin yang mengkawal implementasi regulasi yang ada melalui supervisi maupun audit.
- Para pimpinan unit yang memiliki jiwa pemimpin yang mampu mewarnai dinamika tim menjadi tim yang solid.
- Para staf yang memiliki kesadaran diri yang baik yang bisa membedakan urusan pribadi dan urusan kantor
- Para staf yang memiliki keterbukaan diri yang baik sehingga terbangun tim yang saling mengerti.
- Fasilitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, baik pelanggan internal atau external.
- Staff yang terlatih dan kompeten.
Sisi penting yang kadang terlupa tidak digarap saat training pelayanan prima adalah melatih para peserta pelatihan bagaimana menjadi pribadi bahagia. Mengapa menjadi penting ? Saat pribadi bahagia maka akan memicu bahagia pada teman satu tim nya. Demikian seterusnya energy positif ini menular saling mempengaruhi satu sama lain. Dan, pada akhirnya unit demi unit di RS tersebut happy.
Nah, strategi membuat tim happy ini yang kadang diabaikan pada saat training pelayanan prima di Rumah Sakit. Pada beberapa pelatihan, masih membawakan senyum dan atribut sikap pelayanan prima sebagai hal yang prosedural. Kita sepakat bukan, secara umum masing-masing dari kita ingin diperlakukan dengan baik di Rumah Sakit atau dimanapun kita menerima layanan.Tapi, mendapatkan pelayanan yang ramah pun kita tidak puas, saat petugas melakukannya tidak dengan bahagia dan alamiah.
Walhasil, lakukan pelatihan pelayanan prima dengan tepat untuk hasil yang prima. Karena pelayanan prima bukan semata tentang pelayanan sesuai prosedur, maka pelatihan yang dilakukan garap dengan pendekatan yang komprehensif termasuk manajemen konflik dan manajemen qolbu-nya.
Karena Service Excellence (SeX) Tak Semudah Senyum
Salam Tulus
Salam
Tulus Setiono
Trainer Service Excellence, Handling Complaint, dan Komunikasi Efektif
Hati Hati dengan Hati
Hati hati bermain dengan hati. Hati yang tersakiti, walaupun lirih akan berkata “ini sakit ya Allah” dan selirih apapun sang Maha Penyayang itu pasti mendengar rintihan makhluknya yang diam sambil menggigit bibir menahan tangis itu.
Sangat mungkin hati yang teriris itu diam lalu diam dan diam. Pergi dengan senyuman dan wajah tertunduk kalah. Tapi, ada banyak cara bagi Sang Maha Besar untuk memeluknya dan memenuhi dadanya dengan nafas yang penuh ketegaran jiwa.
Sementara dengan Kemahabesaran Nya, tanpa siapapun tau Dia terus menunjukkan bahwa keadilan itu ada termasuk untuk si pemilik hati yang tak lagi bisa menangis yang hanya bisa berucap : “ini sakit Allah…”
Salam
Tulus
Respek dan rendah hatilah
Memang disuratkan demikian itu. Ada yang terlihat tidak peduli dengan kondisi kita. Ada yang biasa saja. Tapi ada yang sangat peduli. Belajarlah menyikapi tiga sikap itu di setiap situasi.
Tetap semangat dan berterimakasihlah termasuk kepada yang tidak peduli, karena dari mereka yang tidak peduli kita belajar untuk semakin rendah hati dan tidak menirunya.
Respek dan rendah hatilah
Salam
Tulus